Tukang ojek online
Jakarta 26 april 2023
Hari ini begitu sejuk dan nampak indah di pelupuk mata, kini aku kembali melakukan rutinitas kerjaanku, walau orang kebanyakan meluangkan waktu untuk beristirahat di tempat tidurnya atau sedang berlibur di kampung halamannya tapi aku tetap melakoni pekerjaanku.
Sudah tiga hari dengan sekarang aku melakukan pekerjaan ini secara berturut-turut, walau aku sudah terdaftar di tahun 2017 sebagai Mitra tapi aplikasi ini sangat jarang aku gunakan. Seingat ku, aku menggunakan aplikasi ini hanya tiga kali.
Pertama di tahun awal aku daftar, itupun aku menggunakan aplikasinya tidak sampai 2 bulan, terus yang kedua di tahun-tahun corona 2020 aku menggunakan aplikasi ini hanya bertahan 2 minggu dan yang ketiga sekarang di tahun 2023, tepatnya di bulan kelahiran ku. Ya kalau di hitung baru tiga kali.
Entah kedepan aku masih menggunakannya atau tidak, aku belum tau pasti, yang jelas aku menggunakan aplikasi ini ketika aku merasakan rasa rindu kampung halaman dan ketika rindu itu muncul tiba-tiba seketika itupun pasti aku akan membuka dan menggunakan aplikasi sebagai obat pengobat rindu, setelahnya aku akan Melampiaskannya dengan cara berkeliling jakarta sembari menghibur diri sekaligus mencari tambahan untuk belanja anak dan istri yang senantiasa mendoakanku di rumah.
Sejak kecil aki tidak pernah malu pada diriku dan pada orang lain tentang apa yang aku kerjakan. Selama pekerjaanku itu tidak membohongi orang lain, tidak mengambil hak orang lain dan tidak mencela serta menjelekkan orang lain maka aku tidakkan pernah merasa malu.
Sampai sekarang aku masih tetap teringat perkataan kedua orang tuaku "umi dan abu (Panggilan sayang kepada ibu dan bapak)", mereka mengatakan " Kerjakan apapun yang bisa kau kerjakan, kami pasti akan mendukungmu, tidak perlu kau kaya setinggi langit dan tidak perlu kau memiliki jabatan yang luar biasa kalau semua itu kau dapatkan dengan cara-cara yang keji. Berbuat baiklah dan berkata jujurlah walau kau tidak punya apa-apa, kami sangat bangga dan bahagia akan hal itu ketimbang kau mendapatkan keistimewaan dengan cara-cara kotor dan menghancurkan saudaramu sendiri "
Pesan diatas adalah pesan yang aku jadikan pedoman dalam perjuangan, aku tidakkan mungkin memberikan nafkah kepada anak, istri, serta keluargaku dari hasil yang tidak di ridhoi oleh orang tua ku dan tuhanku.
Aku berusaha melaksanakan tugas sebagai suami dan sebagai anak yang di jadikan tulang punggung keluarga, aku diminta oleh kedua orang tuaku untuk terus belajar, di sisi lain istriku pun meminta terus belajar tapi aku sangat sadar sebagai kepala keluarga dan menjadi tiang bagi keluarga aku tidak hanya cukup belajar dan duduk diam saja, aku harus berupaya bekerja dan bekerja untuk dapat menafkahi dan membahagiakan mereka semuanya.
Tadi jam 10 pagi aku pamit kepada istri untuk bekerja sebagai ojek online (GRAB) dan alhamdulillah istri sudah meridhoi pekerjaanku sembari berkata "abi (panggil sayang istri kepada ku) hati-hati dalam perjalanan, jangan ngebut bawa motornya, jangan lupa makan, sama jangan lupa bawa minum yang umi siapkan di kulkas ya".
Mendengar kata-kata suport darinya aku semakin bertambah semangat untuk bekerja narik ojek online. Aku keluar meninggalkan rumah sembari memutar balikkan motor beat merah putih yang ku miliki, aku berjalan menuju tempat biasa aku menunggu orderan masuk.
Kali ini rasanya berbeda dengan dua hari yang lalu, hari ini sangat terasa sepi, 2 jam lebih aku menunggu orderan tapi tak kunjung aku dapatkan juga, akhirnya aku memutuskan untuk membuka satu layanan yang jarang aku gunakan, layanan itu adalah "grab same day" Fitur yang memuat barang yang satu arah tapi banyak yang ada di aplikasi grap.
Setelah aku membuka jenis layanan itu, aku membutuhkan waktu menunggu hanya lima menit saja sampai orderannya masuk. "Ting, ting, ting" Begitulah bunyi notifikasi masuk yang aku jadikan nada pengingat apabila ada orderan masuk.
Pada saat aku membuka ternyata ada 14 titik penjemputan sekaligus pengantaran yang harus aku selesaikan, hati dan pikiranku saling bertarung. Hatiku berkata "ambil saja semua barangnya, kan lumayan bayarannya besar juga, anggap saja itu adalah rejeki untuk anak istri dirumah", pikiranku langsung membalas " Kalau barangnya besar tak usah kau ambil, ngapain capek-capek antar barang besar-besar, itu akan membuat badanmu sakit saja, ya sudah batalkan saja semuanya"
Dari dialog hati dan pikiran itu aku menyimpulkan dengan berjalan menuju kesemua titik penjemputan dengan membuat kesepakatan dalam diri "kalau nanti barangnya besar langsung kita cencel, tapi kalau barangnya kecil-kecil kita ambil dan antar sampai pada tujuan dengan selamat.
Aku mulai melaksanakan tugasku dengan menancapkas motor kepada tempat penjemputan barang pertama, lanjut kedua sampai yang ketujuh. Alhamdulillahnya semua barang-barang tersebut tidak ada yang besar malah kecil semua sehingga ketuju-tujuhnya aku ambil.
Setelah semua ku ambil maka langkahku selanjutnya mengantar paketan ini kepada semua alamat yang sudah tertulis di aplikasi. Pengantaran pertama sampai kelima tidak ada kendala tapi masuk pada pengantaran ke enam gerimis mulai datang dan aku terus melanjutkan perjalanku sembari berdoa agar hujannya tidak datang dulu (maklum ilmu BIMA dipake dulu. Hehehe) benar saja hujan tidak datang sampai aku selesai mengantarkan paket tersebut.
Pengantaran Paket ke enam terkendala dengan hujan, beda halnya dengan paket yang ke tujuh, aku di suruh untuk mencari nomor rumah yang tidak sesuai dengan aplikasi grab, aku jalan bolak balik cari alamat sembari aku mencoba telepon tapi nomornya tidak aktif, aku tanya kepada orang-orang di sekitar malah mereka tidak tau pasti rumahnya yang mana, akupun sejenak berhenti dan istirahat sembari memikirkan cara menemukan rumah orang tersebut.
Setelah 10 menit beristirahat aku kembali melanjutkan perjalananku mencari rumah ke tujuh tersebut, aku pergi menghampiri satpam yang jaga pintu masuk, sembari bertanya " Pak nomor rumah 116b dimana yaa" Alhamdulillah pak satpamnya tau alamatnya dan langsung menunjukkan rumah tersebut kepadaku, tidak butuh waktu lama aku langsung bergegas menuju rumah orang tersebut.
Assalamu'alaikum... Permisi, ada paket, Ungkap ku sembari mengetuk gerbang rumah orang tersebut, beberapa kali aku melakukan gerakan yang sama kepada rumah nomor 116b tersebut sampai akhirnya orang yang punya rumah keluar menemuiku untuk mengambil paket pesanannya.
Setelah aku memberikan paketnya tidak lupa aku meminta kepada orang tersebut untuk foto sebagai barang bukti bahwa aku sudah mengantarkan paketnya sesuai dengan alamat yang tertera pada aplikasi dan akhirnya semua pekerjaan ku hari ini diselesaikan dengan baik.
Dan cerita perjalanan pekerjaan ku pun hari ini selesai juga, terimakasih sudah setia membaca.
Tadi aku baru lihat WA ada pesan masuk dari pak Feri, belum mengirim saldo ovo 10.000 pengganti parkir motorku di SCTV Tower asia pasifik. Terima banyak pak.. 😀😀
Mantap bro
BalasHapusTerimakasih
HapusKisah yang luar biasa Dinda. Kl suka nulis dan jika berbakat serta diseriusi bisa hasilkan 3-6 juta
BalasHapushubungi Safrudin Pimred Klik Pendidikan -- ada lowongan penulis
Baik terimakasih kanda
Hapus