Satu sayapku patah

 Jakarta 2 Mei 2023



Innalillahi wainnailaihi rojiun...

Pagi ini saya dapat kabar yang sangat mengejutkan hati, kabar itu datang dari kampung halamanku. Jam 07:00 HP ku berbunyi, ting, ting, ting ting tapi tidak aku angkat lantaran nomor baru, sejenak aku mencoba membuka panggilan tak terjawab lainnya, ternyata ada telepon juga dari adik ipar ku, tak selang waktu lama aku buka log panggilan masuk akupun menekan tombol warna hijau yang menandakan aku menelepon kembali. 

Beberapa saat adik ipar ku mengangkat telepon ku dengan suara yang nyesek lantaran menangis sejadi-jadinya, akupun bertanya kenapa dek kataku, ama (panggilan untuk bapak) meninggal ungkapnya semabari menangis dengan suara makin menjadi-jadi. Aku yang terbawa suasanapun ikut meneteskan air mata tapi aku tetap menguatkan hati dengan berkata sabar ya dek Insya Allah ama akan bahagia bertemu dengan allah. 

Pada kesempatan yang sama aku menghampiri istri yang sedang berbaring di tempat tidur karena sedang kurang sehat sembari aku memberikan HP agar dia bisa berbicara langsung dengan adeknya. 

Percakapan mereka tidak ada yang jelas yang aku dengar tapi yang terdengar hanya tangisanya yang kencang sekali, sesekali aku mengusap punggung dan kepalanya sembari berkata yang sabar ya insya Alloh Akan ada hikmah yang besar dengan kejadian ini. 

Sontak hatiku pun merasakan penyesalan yang amat berat mendengar kabar bahwa mertua ku telah meninggal, dengan penyesalan itu langsung juga aku sampaikan kepada istri "abi mohon maaf ya karena sudah membawa mu sejauh ini dan meninggalkan orang tua di kampung halaman".

Aku sangat menyadari bahwa Kehilangan orang yang dicintai adalah pengalaman yang sangat sulit yang pernah di alami oleh setiap manusia dan hal itupun berlaku padaku. Dimasa-masa seperti ini aku harus berusaha menemukan ketenangan dan dukungan penuh dari semua orang-orang terdekat ku termasuk istri dan anakku. 

Disini aku sangat merasakan betapa hancurnya hati istri yang tidak bisa melihat langsung orang tuanya yang sedang menghadap allah SWT, saya mencoba menjadi penenang hatinya yang sedang berduka, menghibur dirinya yang sedang sedih dan mendukung keputusannya untuk pulang ke kampung halaman. 

Pagi inipun saya tidak memiliki uang yang cukup untuk beli tiket istri dan anak yang akan pulang, tapi dengan kerja keras dan penuh tekat akupun mendapatkan uang tersebut. Aku mulai membuka traveloka untuk pesan tiket dengan tujuan Jakarta Bima, alhamdulillah tiketnya masih ada dengan harga satu orang Rp. 2.546.345 kalau di kali dua sekitar 5 juta 80an ribu. 

Aku langsung pergi ke ATM untuk melakukan stor tunai tapi hampir semua ATM di bank BRI yang aku temui tidak bisa digunakan karena ada kendala. Aku terus berjalan mencari-cari ATM nya agar aku bisa melakukan pembayaran tiket tersebut. 

Terlepas dari usaha mencari ATM aku juga berusaha komunikasi sama teman-temanku untuk mengirim kan uang 5 juta untuk ku, agar aku bisa melakukan transaksi pembelian tiket pulang anak dan istri. Alhamdulillah ada teman sekantor ku yang punya saldo di mandiri dan langsung dia bersedia membantu ku. 

Setelah uangnya masuk ke rekening, aku langsung ke mesin ATM mandiri untuk melakukan transaksi pembayaran, syukurnya tiket masih bisa dibayarkan tepat sebelum waktunya habis. Setelah aku bayar, tiketnya langsung masuk melalui email ku yang ada di HP, aku buka email itu dan melakukan screenshot agar aku dapat kode tiketnya. 



Setelah mendapatkan tiket tersebut aku, istri dan akbar pergi ke bagian loket untuk melakukan cek in supaya mendapatkan tiket baru dari pihak bandara. Istriku terus menangis sembari melamun, aku tidak bisa berkata banyak pada kondisi dia yang sedang begini, aku hanya bisa melihat, menguatkan dan mensupport segala yang ia butuhkan. 

Sebelum istri dan akbar masuk naik ke pesawat aku tidak lupa berpesan kepada istri " Yang sabar ya, jangan nangis terus kuatkan hati, jadilah umi yang mengakomodir semua keluarga besar untuk terus tabah serta yakinkan mereka bahwa kakek akbar sudah tenang bersama allah di surganya" Begitulah pesan singkat ku kepada sang istri. 

Sedangkan di akbar aku juga tidak lupa berikan dia nasehat " Kalau umi nangis abang peluk ya jangan di lepas kalau umi belum berhenti nangis, abang juga tak boleh jauh sama umi, abang tugasnya jagain umi terus saja, pokoknya umi harus selalu sama abang" Begitu aku sampaikan pesan itu, anakku langsung menjawab dengan penuh lantang yang membuatku bangga "baik abi, abang akan jagain umi dan banggain umi serta bagahagiakan umi".



Mendengar jawaban anak yang baru berumur 4 tahun ini membuat hatiku meleleh sekaligus bangga sehingga ku berpikir dan menguatkan hatiku sembil berkata " Istriku tenanglah kamu masih memiliki 2 jagoan yang selalu melindungi, menyanyangi mu dan membahagiakan mu".




Aku pastikan bahwa kamu adalah bidadari yang akan selalu kami bahagiakan dimanapun, kapanpun dan dalam kondisi bagaimanapun. 

Walau hari ini abi tau bahwa sayapmu telah patah satunya tapi tenanglah abi dan akbar akan menjadi sayapmu yang siap membawa mu menuju kebahagiaan. Tidak ada kata lain yang bisa abi sampaikan kepadamu selain kata bangga yang setiap tidurku, aku ucapkan tanpa kau tau dan sadari. 

Sebenarnya berat hatiku tidak mengikuti mu untuk pulang di kampung untuk bertemu ayah mertua yang terakhir kalinya, tapi karena banyak kendala akulah yang mengalah untuk tidak pulang menemanimu, yang jelas kesedihan ini sangat besar apalagi disini aku hanya meratapi nya seorang diri. 

Aku jadi teringat waktu aku datang pertama kali dan bertemu dengan sang mertua hebat ini, beliau sangat ramah dan baik sekali. Aku pertama melamar istri dan berbincang dengannya, mendengar kan niatan ku untuk melamar anaknya beliau yang bilang " Ama senang dengan kedatanganmu nak, kalau niatmu ini baik bangat jadi aku sangat mendukungmu sampai hari pernikahannya " 

Beliau memang sangat baik, beliau tidak pernah permasalahkan apapun keputusanku, apapun yang aku inginkan, dimatanya aku tidak pernah salah sekalipun aku yang salah beliau akan menjadi pelindung ku dan menyalahkan istriku. 

Ketika pulang ke Bima pun aku tidak disuruh untuk ke sawah garapannya, malah yang disuruh adek-adekku saja, aku tidak pernah di suruh untuk angkat yang berat-berat. Jujur aku merasakan kehilangan pelindung dalam segala aktifitas ku, kehilangan penyemangat ku dan kehilanganmu roh juangku. 

Aku banyak belajar dari mertua hebat ini, beliau mengajarkanku arti dan makna hidup yang sesungguhnya, aku terus di ingatkan agar terus mendoakan anak dan istriku, aku terus di ingatkan sabar menghadapi putrinya, aku terus di ingatkan untuk selalu rendah hati dan aku selalu di ingatkan jangan pernah menangis akan kepergian orang yang di sayangi. 

Dalam tulisan ini aku tidak bisa menuruti kemauannya untuk tidak menangis, kali ini dan lewat tulisan ini air mataku terus membasahi pipiku, kali ini lewat tulisan ini pun aku tidaknya bisa mengikuti nasehatnya untuk tidak menyalahkan diriku sendiri karena aku tidak bisa pulang. 


Aku sangat yakin dan percaya bahwa ayah mertua atau kakek abang akbar adalah orang baik, yang akan bersama allah di surga. 


Alfatihah untukmu kakek kebanggaan keluarga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis buku dari karya ilmiah

MENJADI PENULIS MAYOR

“MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU”