Yang membayar tidakkan salah
Jakarta 10 Mei 2023
Jangan menghukum anak-anak yang salah karena mereka membayar, jangan marahin anak-anak yang salah karena mereka juga membayar dan jangan kucilkan anak-anak yang bersalah karena merekapun membayar.
Jadi kekuatan uang dapat membayar perlakuan, pembinaan dan pembentukan karakter seorang anak.
Kalau mau tidak melihat anak-anak yang bermasalah janganlah ikut pada perputaran kegiatannya sebab apabila ikut dalam kegiatan tersebut maka sudah barang tentu kita akan selalu melihat apa yang di lakukan oleh anak-anak. Untuk itu kita harus senantiasa mengikuti apa yang diinginkan oleh anak-anak.
Cara berpikir di atas bagi saya adalah salah satu kemunduran dalam mengelola dan mendidik karakter anak sebab kalau tidak di berikan nasehat dan tidak di luruskan anak-anak yang salah maka akan menjadi kebiasaan yang mungkin akan terus dilakukan.
Kerangka berpikir diatas ini pulalah yang menjadi pendorong kemunduran akhlak anak-anak jaman sekarang sebab bagi mereka yang paham dengan kerangka pikir diatas akan menilai bahwa semua yang dilakukan oleh mereka bisa bebas apabila mereka punya uang.
Lantas bagaimana yang tidak punya uang! Ya mungkin mereka akan senantiasa mengikuti apa yang sudah di atur dalam ketentuan yang sudah di sampaikan.
Saya pribadi tidak sepakat dengan gagasan di atas sebab gagasan ini akan mengkerdilkan guru, pembimbing, motivator, ustad dan mungkin kiai atau pendeta dll
Saya bisa membayangkan apabila kerangka gagasan ini di kembangkan maka akan lahir paham kapitalisme di kalangan anak-anak atau pembimbing yang mengembangkannya termasuk dalam melaksanakan kegiatan.
Untuk itu, Saya kira ini perlu di tulis agar banyak yang menyadari bahwa kerangka berpikir kapitalis sudah menyebar di kalangan masyarakat, pendidik atau motivator. Penerapan ini sering terjadi di kalangan masyarakat dan anak-anak yang sedang dalam proses pembelajaran.
Untuk itu saya menawarkan beberapa solusi untuk menghindari agar pembina atau pembimbingan tidak terlampau pikirkan segala sesuatu karena uang semata, bagi saya solusi yang di perlukan itu cukup banyak antara lain :
1. Niat yang baik untuk anak-anak
2. Tidak memandang uang melebihi segala-galanya (bukan sepelekan kekuatan uang)
3. Keikhlasan membina anak-anak agar terbentuk karakter yang baik bagi mereka
4. Selalu memberikan nasehat atau tindakan apabila di perlukan kepada mereka yang bersalah
5. Jangan selalu mengikuti kehendak anak yang tidak sesuai dengan ketentuan
Sejatinya masih banyak yang lain, tapi sengaja saya tulis dalam tulisan ini hanya lima poin saja sebab menurut saya itu cukup.
Harapan kedepan semoga guru-guru hebat di Indonesia bisa mendidik anak-anak dengan penuh keikhlasan dan penuh tanggung jawab dalam mengelola karakter anak agar tidak melanggar ketentuan yang sudah di buat.
Ini hanya secerah goresan dalam perjalanan menuju arah jalan pulang.
Komentar
Posting Komentar