Kiat Menulis Cerita Fiksi

 Senin, 9 februari 2022

Pertemuan : 11

Moderator : Helwiyah

Narasumber : Sudomo, S.Pt.

Penulis Sahril Al-Hamid




Bismillahirrahmanirrahim….

Alhamdulilah pada malam ini allah SWT masih memberikan nikmat sehat kepada saya sehingga bisa mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Kelas Belajar menulis.

Pada malam yang berbahagia ini kita di temani oleh moderator hebat yaitu bunda Helwiyah serta narasumber hebat luar biasa yaitu pak Sudomo, S.Pt. dengan tema yang menarik malam ini “Kiat Menulis Cerita Fiksi”.

Pada pertemuan ini aturan dalam menertipkan kelas belajar masih sama seperti biasanya yaitu :

1.      Pembukaan

2.      Paparan materi

3.      Tanya jawab

4.      Penutup


pada awal penyampaian materi narasumber memberikan tantangan yang dihadapinya karna sudah lama tidak menulis cerita fiksi lantaran benturan dengan kegiatan guru penggerak, tapi hal ini bukan menjadi soal bagi narasumber untuk bisa membagi materi pada kami malam ini. 

1 • Mengapa Harus Belajar Menulis Fiksi?

Pertama, salah satu aspek yang dinilai dalam Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) adalah Literasi Teks Fiksi. Dengan belajar menulis fiksi, tentu seorang guru akan lebih mudah membuat soal latihan AKM bagi murid-muridnya.

Kedua, cerita fiksi merupakan media pembelajaran alternatif yang menyenangkan bagi murid terutama menyangkut pengembangan karakter dan materi pengayaan.

ketiga, menulis fiksi merupakan cara asyik untuk menyembunyikan dan menyembuhkan luka. Dengan menulis fiksi, seorang guru bisa menyuarakan isi hatinya melalui tokoh-tokoh yang diciptakannya.

Keempat, menulis fiksi bisa menjadi tambahan poin dan koin, terutama jika dikumpulkan menjadi sebuah buku.

2 • Apa Saja Syarat Bisa Menulis Fiksi?

Pertama, komitmen dan niat kuat untuk belajar menulis fiksi, baik melalui postingan blog atau kompetisi.

Kedua, kemauan dan kemampuan melakukan riset. Lo, kok, cerita fiksi ada riset juga? Iya, dong. Tujuannya agar tulisan menjadi lebih nyata. Misalnya, menyangkut latar tempat.

Ketiga, banyak membaca cerita fiksi karya penulis lain. Hal ini akan memperkaya kosa kata dan juga menemukan gaya menulis.

Keempat, mempelajari KBBI dan PUEBI agar cerita yang ditulis sesuai kaidah kebahasaan.

Kelima, memahami dasar-dasar menulis cerita fiksi.

3 • Apa Saja Unsur-unsur Pembangun Cerita Fiksi?

Pertama, tema yang merupakan ide pokok cerita. Kiat menemukan tema adalah yang paling dekat dengan kita. Bisa saja keluarga atau sekolah. Selain itu, pilih tema yang paling disukai dan kuasai. Hal ini akan memudahkan dalam menyelesaikan cerita.

Kedua, alur/plot yang merupakan struktur rangkaian kejadian dalam cerita. Terdiri dari pengenalan cerita, awal konflik, menuju konflik, konflik/klimaks, dan ending.

Ketiga, premis yang merupakan ringkasan cerita dalam satu kalimat. Unsur-unsurnya terdiri dari karakter, tujuan tokoh, halangan/rintangan, dan resolusi. Contoh: Seorang penyihir muda berjuang melawan penyihir jahat yang akan menguasai dunia. Contoh tersebut adalah premis dari novel Harry Potter.

Keempat, penokohan yang merupakan penjelasan selangkah demi selangkah detail karakter dalam cerita. Bisa digambarkan secara langsung, fisik dan perilaku tokoh, lingkungan, tata bahasa tokoh, dan penggambaran oleh tokoh lain.

Kelima, latar/setting yang merupakan penggambaran waktu, tempat, dan suasana.

Keenam, sudut pandang yang merupakan cara penulis menempatkan diri. Penggunaan sudut pandang dalam menulis cerita fiksi harus konsisten.

4 • Bagaimana Kita Menulis Cerita Fiksi?

Pertama, niat untuk memulai dan menyelesaikan cerita fiksi. Permasalahan yang dihadapi oleh penulis adalah mengalami kebuntuan ide menyelesaikan tulisan fiksi.

Kedua, perbanyak membaca cerita fiksi karya orang lain untuk menambah referensi berupa ide/gagasan/tema, teknik menulis, pemilihan kata, dan gaya penulisan.

Ketiga, terkait ide dan genre. Catat segera ide cerita yang terlintas di kepala agar ide tidak hilang begitu saja. Pilih genre yang disukai dan kuasai.

Keempat, outline/kerangka karangan.

Ø  Kerangka disusun berdasarkan unsur-unsur pembangun cerita fiksi

Ø  Menentukan tema agar pembaca mengerti lingkup cerita fiksi kita

Ø  Membuat premis sesuai tema

Ø  Menentukan uraian alur/plot berdasarkan unsur-unsurnya

Ø  Menentukan penokohan kuat berdasarkan jenis dan teknik penggambaran watak tokoh dengan baik

Ø   Menentukan latar/setting dengan menunjukkan sisi eksotis dan detail

Ø  Memilih sudut pandang penceritaan yang unik

Kelima: lakukan swasunting. 

Dilakukan setelah selesai menulis;

*      Jangan menulis sambil mengedit;

*      Memfokuskan penyuntingan pada kesalahan pengetikan, pemakaian kata baku dan istilah, aturan penulisan, ejaan, dan logika cerita;

*      Usahakan menempatkan diri pada posisi sebagai penyunting agar tega menyunting tulisan sendiri;

*      Jangan lupa menyiapkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI).

Keenam, mulailah menulis.

v  Membuka cerita dengan baik (dialog, kutipan, kata unik, konflik)

v  Melakukan pengenalan tokoh dan latar dengan baik dengan cara memaparkan secara jelas kepada pembaca

v  Menguatkan sisi konflik internal dan eksternal tokoh

v   Menggunakan pertimbangan logis agar tidak cacat logika dan memperkuat imajinasi

v  Memilih susunan kalimat yang pendek dan jelas

v  Memperkuat tulisan dengan pemilihan kata (diksi)

v  Membuat ending yang baik


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Menulis buku dari karya ilmiah

MENJADI PENULIS MAYOR

“MENULIS BUKU MAYOR DALAM DUA MINGGU”