Kegelisahan di bulan purnama
Malam ini terasa senyi sekali seperti halnya kesunyian yang dipancarkan oleh cahaya bulan purnama yang berada tepat di kepala ku. Malam ini terasa ada yang mengganggu pikiranku sehingga mata ini pun susah sekali di ajak bersahabat, walau sudah sangat terasa capek tapi tetap saja tidak bisa di pejamkan padahal sudah di paksa tetap tidak bisa dan bawaannya berkedip terus menerus.
Biarlah pikiran ini terus begini sampai nanti dia bilang masalahmu selesai dan mari kita istirahat, sekarang tugasku hanya memohon petunjuk kepada Tuhan untuk senantiasa diberikan kesehatan dan kejernihan dalam mengelola pikiran ini sampai waktunya kebahagiaan itu datang menghampiri pikiranku kedepannya.
Mataku terus terpejam. Namun keringat dingin tiba-tiba saja datang seolah menyampaikan pesan dan mengingatkanku kepada perkataan terakhirnya. “kenapa sih orang-orang suka mengadu domba orang lain dan kenapa juga aku harus memikirkannya” tanya hatiku. Aku tidak seegois yang dia laporkan aku hanya menjalankan tugas seperti layaknya orang yang bekerja di tempat orang lain. Tapi laporannya itu seolah-olah aku lah yang bersalah karna tidak menuruti apa kemauannya. Hemmm sebenarnya aku tidak ingin mengingatnya untuk sementara ini. Hal lain yang menjadi penenang hati dan pikiranku adalah saat dimana kita tertawa dan bercanda bersama, hal tersebut lebih banyak kita lakukan dari pada ini, dan semua sudah tertutupi oleh satu kesalah fahaman yang kita lakukan.
Tidak ada yang bisa membuatku nyaman dan tenang malam ini kecuali chat melalui doa dengan sang Pencipta langit dan bumi. Berharap semuanya akan baik-baik saja serta ada solusi apa langkahku kedepan, apakah harus terus bertahan ataukah mundur selangkah untuk menjemput kemenangan yang di janjikan olehnya.
Hummm.. Tapi ya sudahlah. Aku tak mengerti lagi tentang diriku malam ini, yang pasti aku ingin kembali pulang ke tempat ternyaman ku.
Sekian
***
Terima kasih purnama
BalasHapusIya bener Hay purnama aku juga tidak mengerti
BalasHapusHehehe
Cieee2 hehheeh
BalasHapus