Kisah malam di KALIBATA

 Jakarta 12 april 2023




Bermula dari bincang bincang kecil di depan serabi kantor, aku bersama sahabat ku (syahid maulan) ternyata memiliki kesamaan selera untuk kesekian kalinya. 

Sejatinya aku hanya mengetahui bahwa kesamaan kami dalam makanan itu sama2 tidak makan daging yang berkaki empat, akan tetapi terlepas makanan pokok itu ternyata kami memiliki kesamaan lain yaitu sama-sama menyukai buah-buahan ya terutama Durian. 

Pembahasan di serambi kantor itu sebenarnya iseng dan tidak menentu tapi karena kami memiliki kesamaan selera di buah durian maka aku memutuskan untuk langsung mengajak dengan nada ajakan yang menjurus pada keseriusan. 

Ayoo kita atur waktu untuk bisa makan bersama DURIAN di kalibata (tempatnya tepat di depan makam pahlawan jakarta selatan). Beliaupun mengiyakan ajakan itu dengan menambahkan pernyataan yang menegaskan. 

Tapi bantu saya dulu untuk menuntaskan semua pekerjaan yang saya hadapi sekarang. Aku pun tanpa pikir panjang mengiyakan pernyataan karena aku tau beliau adalah tipe orang yang kerja keras dan kerja sesuai dengan target. 

Maka dari itu aku berinisiatif untuk membantunya, walau bantuan itu tidak bisa mengcover semua yang beliau inginkan, tapi yang jelas aku berniat untuk meringankan kerjaannya. 

Aku dan beliau sangat paham betul karakter masing-masing, beliau mengetahui kalau aku tidak suka ingkar janji, sehingga beliau tidakkan berani melanggar janjinya karena hal itu adalah hal yang aku benci dan akupun tau kalau dia akan marah kalau hasil kesepakatan belum di tuntaskan sesuai dengan target yang di tentukan. 

Dengan berpegang pada karakter itu aku dengan beliau masih terus menjalin persahabatan sampai sekarang, (untuk kedepan aku tidak tau seperti apa kelanjutan persahabatan ini, karena masa depan adalah hak prerogatif tuhan). Tapi yang pasti aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membina hubungan baik dengan siapapun termasuk sahabat satu ini. 

Sebenarnya acara makan durian itu sudah di wacanakan tiga hari yang lalu tapi karena ada kendala jadi terpaksa di tunda, akupun memaklumi hal tersebut dan tidak menganggap yang beliau lakukan adalah pelanggaran terhadap janjinya. 

Setelah pembatalan itu akupun tidak ke rumahnya seperti biasa lantaran ada kerjaan di luar yang harus di tuntaskan, chat kami di aplikasi Whatsapp pun itu sempat agak macat tidak seperti biasanya, hal ini bukan karena tanpa sebab, aku sangat sibuk dengan kerjaanku dan beliau juga sibuk urus anaknya yang sedang sakit. 

Dalam hati aku selalu bertanya, kapan ya kerjaan ini selesai agar aku bisa menemani beliau dalam keadaan yang sangan tidak mengenakkan ini, bagiku kesedihannya adalah tanggung jawabku dan aku harus berperan untuk membuatnya kembali bahagia dan tersenyum lepas.

Belum lama aku bicara dalam hati dengan ungkapan diatas tiba-tiba handphone ku yang berada di kantong celana dibagian depan berbunyi. Aku melihat pesan masuk itu sekitar jam 23:30 tepat aku berada di jalan akan mau pulang kerumah melewati taman kalijodoh jakarta barat. 

Isi pesan itu cukup singkat " Bang ada dimana, bisa datang kerumah nggak" Lantas aku menjawab "kenapa bang" Dia balas kembali dengan bahasa yang membuatku khawatir "ada urusan penting bang", akupun menganggupinya " Baik bang, cuman sekarang aku masih di jalan baru selesai urus kerjaan".

Sejak ada percakapan di Whatsapp itu aku dan beliau saling bertukar pikiran untuk menyelesaikan polemik yang dia hadapi, aku mencoba memberikan solusi sembari melihat informasi di google dan informasi di media-media lainnya. Sampai pada akhirnya aku, beliau dan bang yasir menemukan hasil akhirnya. Sehingga semua urusan beliau di malam itu terpecahkan. 

Setelah mendapatkan solusi dari masalah yang di hadapinya akupun berniat untuk pulang agar bisa membeli makanan buat makan sahur di rumah. Bang aku balik dulu yaaa, mau cari makan ne buat makan sahur. Okey bang, makasih yaa, ungkapannya dengan gaya dan gesturnya yang khas di perlihatkan. 

Setelah siang harinya dia mungkin teringat dan merasa tidak enak dengan ku, beliau langsung mengajakku makan durian di tempat yang pernah kami janjikan, akupun tidak lupa bertanya "kita berangkat sama siapa saja". Beliau langsung menjelaskan, aku ajak bang Rojak, bang uwais, bang yasir, syafiq, bang veru serta istri bang" Ungkapnya. 

Okey bang, kita rencana mau jalan jam berapa (aku biasanya on time), jam 9 bang tegasnya. Akupun kembali menegaskan, jam 9 harus sudah jalan yaa biar tidak kemalaman. 

Jam 8:54 aku sudah jalan menuju rumahnya dan sampai jam 8:59 (ya maklum kontrak ku lumayan dekat dengannya). Setelah di depan pintu aku melihat beliau bersama seorang ibu dan anak-anaknya dan ternyata mereka sedang urus berkas nikahnya (maklum selain profesi sebagai guru beliau juga berprofesi sebagai penghulu). 

Akupun tak melanjutkan langkah ku untuk masuk kerumahnya karena takut mengganggu beliau dengan tamunya yang sedang serius bicara dan diskusi sembari saling berhadap-hadapan, setelah menyaksikan itu aku memutuskan untuk jalan menuju sekolahan untuk duduk sembari menikmati minum es kopi cappucino yang sering aku minum ketika duduk di area itu. 

Satu persatu teman- teman yang disebut di atas datang, sampai akhirnya kami sudah berkumpul semuanya dan langsung jalan menuju mobil yang sudah di kontak oleh beliau. Aku dan sahabat ini duduk di bangku tengah sedangkan yang depan adalah istri dan anaknya sedangkan yang di belakang ada bang uwais, bang Rojak, dan bang yasir. 

Sepanjang perjalanan di jalan jendral sudirman kami tidak berhenti bercerita, satu demi satu di antara kami memiliki hak untuk bicara dan kami tidak saling berebut dalam pembahasan yang kami bicarakan, sebab kami tau pembicaraan kami ini adalah pembicaraan yang ringan dan memiliki makna yang sangat luar biasa. 

Pada prinsipnya kami tidak membicarakan tentang orang lain, tapi lebih pada pengembangan diri, penambahan wawasan dan keilmuan serta pembicaraan tentang menata masa depan yang lebih baik, selain itu suasana mobil sangat terasa rame karena obrolannya tidak terlalu monoton pada satu konteks pembahasan akan tetapi menyeluruh. 

Pembahasan itu ada yang ilmu, seni, kerjaan, lelucon, budaya sampai pada pembicaraan saling mendoakan satu sama lain, bahkan isi do'anya pun langsung di utarakan dan di dengarkan ke kami yang sedang asih duduk di kursi mobil kami masing-masing. Kalau di tanya apa perasaan aku di mobil malam ini maka jawabannya sederhana "aku bahagia bisa mendengar melihat dan saling berbagi pengetahuan serta pengalaman dengan mereka semua".

Setelah bincang-bincang lama di mobil inova milik sahabat ini, akhirnya kamipun sampai pada tempat tujuan, yaitu stasiun terakhir durian injaran tiga hari yang lalu, hehehe. Akupun yang pertama membuka pintu mobil sebab aku yang duduk di dekat pintu mobil. 

Ketika turun dari mobil itu aku tidak langsung ke penjual duriannya tapi penjual duriannya yang sampirin aku dan rombongan, aku seolah tidak tau harus bilang apa pada penjualnya karena aku paham yang ikut dengan kami di mobil itu ada yang sangat bagus ilmu tawar menawar nya. 

Aku hanya membiarkannya saja untuk bernegosiasi dengan penjualnya sampai pada akhirnya ketemu didik dealnya. Aku hanya memantau dan melihatnya saja sambil memperhatikan orang mengatur meja dan kursi untuk kami tempati. 

Sahabat saya dan bang yasir sudah mulai diminta untuk mencicipi durian yang mereka ambil. Dan tidak butuh lama langsung di acc tiga durian yang dia ambil dengan harga ketiganya hampir 600 ribu rupiah. Bagiku dan sahabatku uang itu adalah bonus yang prioritas adalah silaturahmi dan saling berbagi ilmu. 

Sembari menikmati dunian montong dan durian musang kami terus melakukan diskusi-diskusi ringan tapi berbobot (yang pasti bukan bicarakan masalah orang atau aib orang yaa😀😀). Kami berlima selalu memberikan padangan dan saling menguatkan satu sama lain, menutupi kelemahan cara berpikir yang satu dan kelemahan berpikir yang lain, yang jelas kami malam ini saling melengkapi untuk kemaslahatan ummat. 


Lanjutkan di lain waktu, maaf tulisan ini belum di edit, apabila ada kalimat yang belum nyambung tolong di maklumi, insya allah akan di perbaiki kedepannya😍😍😍


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gerobak Bakso Hati

Semua Orang bisa jadi Penulis

Indonesia Berkarakter