Pasca ditinggal mentor
Jakarta 05 April 2023
Dari sudut kiri meja makan, aku melihat sosok yang sangat baik hatinya dan luas wawasannya. Dia bernama syahid maulana laki-laki tanggung yang pernah aku kenal, belum genap dua bulan beliau di tinggal sama mentor terbaiknya (abi H. Suhada & abah H. Gafar).
Kini beliau di paksa untuk menjadi pemimpin di rumah tangganya dan menjadi pemimpin buat adek-adek serta ibundanya tercinta. Dari sini aku semakin yakin berapa besar ketegaran hatinya kekuatan pikirannya untuk menanggung kewajiban yang serba dadakan ini.
Aku sangat yakin dengan ungkapan ku di atas karena pada saat abi (H. Suhada) meninggal di rumah sakit cengkareng dia seolah tidak berdaya, tapi beliau berusah menguatkan diri untuk menghadapi semuanya dengan mendewasakan dirinya sendiri.
Semua perlengkapan dan administrasi dia urus sendiri karena saya dan istri baru saja pulang kembali ke tempat tinggal karena merasa sudah melihat abi dan memastikan kondisinya yang baik-baik saja. Tapi disisi lain aku di telepon kembali sama Pak yasir tapi tidak aku angkat pada saat itu karena kepala ku sudah berada di bantal yang aku simpan di sisi kiri dekat perpustakaan pribadiku.
Dua panggil tak terjawab itu membuatku penasaran dan langsung menghubunginya kembali. Tidak butuh waktu lama telepon ku melalui aplikasi whatsapp itu di angkat olehnya.
Akupun langsung tuduh poin saja bicaranya, kenapa bang? Ungkapku. Dia dengan nada panik memberitahukan kepada ku, bokap Pak sahid sudah meninggal bang, ayo segera kita kerumah sakit untuk membantu mengurus semuanya.
Dengan spontan aku langsung bangun dan ambil baju yang aku simpan di atas kursi belajar ku, aku tidak perhatikan lagi sudah benar atau belum aku pake bajunya, setelah bertemu dengan bang yasir baru aku sadar ternyata baju yang aku pake ternyata terbalik. Aku langsung buru-buru masuk ke warkop untuk memakai bilang baju ku yang terbalikaku.
Aku sama bang yasir bergegas jalan menuju kerumah sakit tempat yang sebelumnya kami datangi, tapi ternyata di rumah sakit tersebut sudah tidak ada orang sama sekali, kejadian ini mengingatkan aku pada filem yang sering aku tonton, setelah selesai urusan baru muncul. 😀😀.
Kamipun memutuskan untuk kembali lagi ke rumah Pak sahid dan ternyata memang benar informasi yang kami dapatkan jenazah jalannya di jalan umum sedangkan kami melalui jalan potong.
Dari sinilah awalnya aku bisa menyimpulkan bahwa Pak sahid adalah laki-laki hebat yang di miliki oleh keluarga ini, dia tegar dihadapan semua orang, dia tampil dan memberikan pandangannya kepada setiap orang yang datang "maafkan abi ya kalau abi salah" Inilah ungkapan yang sering aku dengar darinya.
Sambil lap keringat yang keluar dari mata akupun mendekatinya dan mengatakan "yang sabar ini adalah ujian kedewasaan dan ingat semua orang pasti juga akan meninggal tinggal tunggu gilirannya saja".
Setelah ungkapan itu aku lontarkan dia langsung memelukku, dan mengatakan " Padahal baru tadi ya bang abi bicara dan bercanda dengan kita" Ungkapan sambil menangis di dekapan pelukkan ku, beliau pun melanjutkan pembicaraannya, padahal sebentar lagi aku akan wisuda bang, dan abi sangat senang mendengar aku sudah wisudah, kenapa abi meninggalkan aku di saat aku sudah mau membuktikan bahwa aku juga bisa menjadi kebanggaannya dengan prestasi akademik yang abi impikan bang. Tangisan nya semakin terdengar jalas oleh ku ketika dia menjelaskan ini.
Akupun menjawab dengan penuh keyakinan untuk kembalikan semangatnya "abang sudah hebat, abang sudah luar biasa dan abang sudah membuktikan kesungguhan abang sampai pada titik ini, abi sekarang v pasti senang dan bangga akhirnya abang selesai juga di dunia akademik walau tercatat sudah kuliah hampir 8 tahun lamanya, tapi bagi abi abang wisudah sekarang adalah obat rindu dan kebagian baginya di surganya allah SWT. AAMIIN..
kini sahabatku yang cengeng ini sudah memasuki umur yang sudah tidak kanak-kanak atau remaja lagi, umurnya genap 30 tahun di tanggal 5 april ini. Aku pribadi sampai sekarang ini masih yakin seyakin-yakinnya bahwa kedepan beliau ini akan menjadi tokoh yang fenomenal dengan semua kelebihan dan keilmuannya serta akan menjadi pemimpin yang mampu menciptakan kesejahteraan dan keadilan baik bagi, keluarganya, adek-adek dan ibunya serta masyarakat umumnya.
Di hari bahagiamu kini aku tidak bisa memberikan apa-apa melainkan hanya mengukir kenangan dan yang pasti doa terbaik, semoga allah mengabulkan semua hajat dan niat baiknya serta di berikan kehidupan yang cukup dan kesehatan yang paripurna. Aamiin.
Sejatinya masih banyak yang ingin aku tulis di kolom ini tapi apalah daya kita masih ada agenda di tempat lain, selamat jalan, jalan kenangan. Kamu tidakkan ku bawa namun aku akan terus mengenangmu.
Penulis (Sahril Basaid)
Komentar
Posting Komentar